Perencanaan Strategis

MODEL PERENCANAAN STRATEGIS
SISTEM INFORMASI
PADA INDUSTRI PENYIARAN TELEVISI DENGAN
PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY DAN
BALANCED SCORECARD

Semakin tingginya persaingan perusahaan media penyiaran di Indonesia saat ini, khususnya televisi, memunculkan kebutuhan strategi bisnis untuk bertahan. Hampir semua media penyiaran memanfaatkan TI dalam kegiatan operasionalnya. Akan tetapi kemampuan perencanaan, pengelolaan dan implementasi SI/TI yang dikaitkan dengan strategi bisnis perusahaan masih kurang diterapkan. Hal ini terlihat dari output program siaran dari setiap stasiun TV memilik corak dan ragam yang sama. Diferensiasi dan inovasi produk tidak muncul dimana antara satu stasiun dengan stasiun lainnya menghasilkan produk yang serupa tapi tak sama. Padahal audien mereka terdiri dari berbagai lapisan, budaya dan latar belakang sosial, yang pasti mempunyai selera yang berbeda dan ini merupakan peluang yang perlu digarap lebih cermat. Perencanaan Strategis Sistem Informasi kini merupakan salah satu kunci dalam pencapaian sasaran perusahaan, karena harus selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan. Model Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang akan dibahas dalam kajian ini adalah menggunakan strategi bisnis Blue Ocean Strategy (BOS) diintegrasikan dengan Balanced Scorecard (BSC). Dengan sifat-sifat pada BOS dan BSC, model ini menjawab kebutuhan model Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada industri media televisi yang berkarakteristik dinamis, inovatif, dan tingkat persaingan tinggi dengan hasil pencapaian yang terukur dan komprehensif. Model ini di implementasikan dalam PSSI TV Anak Space Toon. Hasil kajian menunjukkan sebuah model PSSI industri penyiaran TV yang selaras dengan strategi bisnisnya. Komponen-komponen industri penyiaran yang tertangkap dalam kurva nilai BOS dipetakan kedalam 4 perspektif BSC, yaitu persepektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil pemetaan ini selanjutnya mengelaborasi kebutuhan SI/TI sejalan dengan strategi bisnis BOS menggunakan empat perspektif BSC. Kebutuhan SI/TI yang muncul kemudian di inventarisir untuk dijalankan sesuai dengan manajemen strategis SI/TI-nya.


PENDAHULUAN
Ward dan Pepard dalam bukunya Strategic Planning for Information System mengatakan, untuk mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan diperlukan suatu strategi Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (IT). Dalam beberapa dekade belakangan ini dengan kemajuan TI, para pelaku bisnis di bidang media masa khususnya elektronik banyak mengalami perubahan. Efisiensi dan efektivitas kerja sangat dirasakan pengaruhnya terutama perangkat editor audio dan video berbasis komputer menggantikan mesin analog. Dengan harga memori yang cenderung menurun dan kecepatan komputer terus meningkat disertai oleh kapasitas penyimpanan data semakin besar serta ditemukannya teknologi kompresi file audio dan video yang semakin baik, maka TI sangat feasible dan reliable untuk diimplementasikan.

Dengan banyaknya stasiun baru menimbulkan tingginya tingkat persaingan target pendengar dan pengiklan antar industri penyiaran. Bisnis penyiaran memiliki karakteristik yang khas, dua target bisnis sekaligus menjadi sasaran yang harus tercapai yaitu target mencapai jumlah pendengar sebesar-besarnya dan target pendapatan yang didapatkan dari belanja iklan oleh pemasang iklan. Tetapi semakin banyak iklan dipasang semakin kontraproduktif terhadap usaha menjaring pangsa pendengar.

Dengan problematik yang dihadapi dalam bisnis industri penyiaran ini peran perencanaan strategis sistem informasi menjadi penting dan menentukan keberhasilan bisnis perusahaan. Dengan perencanaan strategi SI/TI diharapkan memberikan arahan, dan konsentrasi pada usahanya agar mencapai target. Berlatar belakang hal tersebut kajian ini dilakukan untuk menghasilkan suatu model perencanaan strategis sistem informasi bagi industri penyiaranTelevisi.


METODOLOGI
Langkah-langkah penelitian dimulai dengan pencarian Business strategy yang cocok dengan karakteristik industri penyiaran hingga menemukan tools yang tepat untuk mendapatkan formula IS/IT strategy.

Kemudian analisa PEST digunakan untuk menganalisis lingkungan luar yang mempengaruhi kegiatan bisnis dilihat dari aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Dari analisis PEST didapatkan formula yang cocok digunakan dengan kondisi industri media penyiaran saat ini yaitu Blue Ocean Strategy (BOS).

Sedangkan untuk mendapatkan formulasi IS/IT digunakan tools Balanced Scorecard (BOS). Metode formulasi IS/IT yang align dengan BOS ini merupakan sesuatu yang baru untuk menjelaskan formulasi IS/IT strategy align dengan formulasi bisnis BOS. Gambar 1 memperlihatkan langkah-langkah formulasi IS/IT Strategy dengan BOS dan BSC hingga mencapai IS/IT Portfolio.



LANDASAN TEORI
Kajian ini berlandaskan teori-teori yang berhubungan dengan obyek kajian. Selain menggunakan teori dan teknik perencanaan strategis sistem informasi, dalam kajian ini juga di ambil teori-teori bidang ilmu komunikasi sebagai landasan ilmu dari bidang industri penyiaran. Manfaat dari teori-teori tersebut dalam kajian ini untuk mempermudah dalam memahami karakteristik dari industri penyiaran. Sementara BOS dan BSC sebagai inti dari pemodelan Perencanaan Strategis Sistem Informasi ini, menampung apa saja yang menjadi faktor penentu dalam industri ini.

Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy (BOS), yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne adalah bagian dari proses strategi bisnis. Dari segi definisi BOS adalah strategi bisnis yang menerapkan penguasaan ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space) sehingga membuat persaingan menjadi tidak relevan [9]. Pasar yang tidak diperebutkan tersebut dianalogikan sebagai Blue Ocean (Samudera Biru) dimana suatu organisasi bermain sendirian tanpa ada pesaing. Sebaliknya kondisi dimana ruang pasar saling diperebutkan oleh berbagai pihak dengan cara apapun seakan-akan sampai berdarah-darah, maka kondisi ini dianalogikan sebagai Red Ocean atau Samudera Merah.

Pendekatan BOS menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi. Perpaduan antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pada gambar 2 berikut ini menjelaskan inovasi nilai yang diciptakan dengan menekan biaya dan meningkatkan nilai bagi konsumen.

Pendekatan yang sistematis yang dirancang oleh Kim dan Mauborgne dalam membuat Blue Ocean Strategy secara garis besar terdiri dari enam prinsip strategi yang terkelompok dalam dua prinsip yaitu Prinsip Perumusan dan Prinsip Pelaksanaan.


Prinsip Perumusan
1. Merekonstruksi batasan-batasan pasar. Caranya dengan melakukan kerangka kerja “six path” yaitu:
• Mencermati industri-industri alternatif.
• Mencermati kelompok-kelompok strategis dalam industri.
• Mencermati rantai pembeli.
• Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap.
• Mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli.
• Mencermati waktu.
• Fokus pada gambaran besar bukan pada angka.

2. Menjangkau melampaui permintaan yang ada.

3. Melakukan rangkaian strategis dengan tepat dengan melakukan urutan sebagai berikut:
• Utilitas, sejauh mana produk memiliki utilitas atau kemanfaatan bagi konsumennya.
• Harga. Yaitu menerapkan harga strategis yang tepat sehingga menarik massa pembeli sehingga mereka mempunyai kemampuan membeli produk yang ditawarkan.
• Biaya. Apakah perusahaan bisa mencapai biaya sasaran sehingga perusahaan bisa mendapatakan keuntungan pada level harga yang strategis.
• Pengadopsian. Apakah ada rintangan atau hambatan dalam pengadopsian ide.


Prinsip Eksekusi atau Pelaksanaan
1. Mengatasi hambatan-hambatan utama dalam organisasi.

2. Mengintegrasikan Eksekusi ke dalam Strategi. Organisasi harus mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi sejak awal.


Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management