Kisah Sukses Andrew Darwis


Profil
Andrew Darwis (lahir 20 Juli 1979; umur 31 tahun) merupakan pendiri (founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs Kaskus.us yang sekarang ini mempunyai lebih dari 2,5 juta member . Andrew sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia.

SD: Tarakanita Pluit Jakarta
SMP: Tarakanita Pluit Jakarta
SMA: Gandhi National School, Ancol '98 Jakarta
Universitas : Universitas Bina Nusantara
Universitas : Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle, 2003
Universitas : Computer Science, City University '06
Agama : Kristen Katolik

Penghargaan :
• 2008: Oleh Microsoft : KASKUS Web Site that recognized as Indonesia Inovative Top Web Site (2008)
• 2009: Oleh Indosat : KASKUS - The Online Inspiring Award 2009


Berawal dari Ide Sederhana dan Kegigihan

Tak terhitung lagi berapa kali jatuh bangun dan gagal. Namun kegigihan, keyakinan, dan berani mencoba ide yang ada dipikiran meskipun itu sangat sederhana, membuat Andrew Darwis meraih kesuksesan melebihi angannya.
Mendengar logat bicaranya, orang tak akan percaya kalau ia adalah pemilik sekaligus pendiri KasKus (Kasak Kusuk). Sebab gaya bahasa pria kelahiran Jakarta 20 Juli 1979 dalam seminar “Digitalpreneur-Peluang Usaha Kreatif dan Inovatif versi Anak Muda”, yang digelar Batam Pos Entrepreneur Scholl (BPES), sederhana dan mudah dipahami. Ia memang dikenal tidak suka obral bicara, namun, sekali bicara, melukiskan kecerdasan otaknya.

Kisah sukses Andew dalam mendirikan KasKus tercetus dari sekedar hobi sebuah komunitas kecil berjumlah tiga orang yang kemudian berkembang menjadi raksasa seperti sekarang ini.
“Dulu impian untuk menjadi seperti saat ini bisa saya katakan mustahil akan tercapai. Namun cita-cita itu tetap saya pendam dan saya jadikan pelajaran,” ujarnya.

Agar tak terlalu membebankan orang tuanya, putra pasangan Antonius Darwis dan Nancy Amidjoyo ini bekerja paruh waktu pada dua perusahaan web design di Jakarta, yakni kemana.com dan indotradezone.com. Per bulannya ia menerima gaji sebesar Rp 500 ribu yang kemudian digunakan untuk menutupi biaya kuliahnya.

Andrew kemudian membuat portal di internet yang berisi berita. Namun ia merasa hal tersebut tak ada keuntungannya. Malah ia merasa buang waktu. Dari kegagalan itu, muncul ide yang sederhana. Ide tersebut menawarkan sebuah barang yang ia punya dengan harga yang ia inginkan tampilkan di portal. Sedikit demi sedikit, Andrew mempeeroleh keuntungan mes-kipun masih tak mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.

Setahun kuliah di Binus, Andrew memutuskan berhenti karena ia ingin menemukan sekolah yang lebih fokus mendalami ilmu website. Atas saran teman, Andrew memutuskan hijrah ke Amerika Serikat guna melanjutkan kuliahnya di Art Institute of Seattle jurusan Multimedia & Web Design.

Semasa kuliah itulah, ide pembuatan sebuah situs yang diperuntukkan sebagai forum komunikasi mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai muncul dalam benaknya. Pada 6 November 2000, bersama dua sahabatnya sesama WNI yang berkuliah di Seattle, yakni Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan merintis forum Kaskus.us.

Awalnya forum tersebut hanya memuat berita-berita seputar kejadian di Indonesia. Namun latar belakang ilmu jurnalis yang tak memadai, mereka kerepotan menulis berita. Ujungnya, mereka hanya mencari berita berbahasa Inggris tentang Indonesia dari internet. Tiap hari berita itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Hal seperti itu berlangsung selama tiga tahun.

Selama masa itu, anggota Kaskus belum mengalami peningkatan. Membayar biaya sewa hosting, mereka harus mengeluarkan US $ 8 (Rp 80 ribu, kurs Rp 10.000 per dolar AS, red) per bulannya. Bahkan, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu lama. Dalam seminggu mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang. Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.

Tiga tahun berjalan tanpa keuntungan, akhirnya membuat dua rekan Andrew menyerah dan mundur di tengah jalan. Ditinggalkan kedua rekan seperjuangannya, tidak lantas membuat semangat Andrew untuk terus membesarkan KasKus mengendur. Apalagi ia mendapat dukungan dari teman dekatnya Ken Dean Lawadinata (kini CEO Kaskus Networks).

Setelah menyelesaikan kuliah di Amerika, Andrew sempat be-kerja di perusahaan IT yang gajinya lumayan besar dengan fasilitas yang lengkap. Namun akhirnya ia memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas KasKus itu.

Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta awal 2008, Andrew bersama sahabatnya bahu membahu mengelola KasKus. Dua bulan berselang, KasKus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.

Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan KasKus masih jauh dari yang ia harapkan. Jangankan menggaet pemasang iklan, mencari anggota saja masih sulit.

Andrew dan Ken melakukan promosi besar-besaran dengan menggelar berbagai event. Tak tanggung-tanggung, mereka menghabiskan uang sekitar Rp400 juta. Dana didapat dari orangtua Ken. Hasilnya lagi-lagi belum sesuai yang diharapkan. “Orangtua Ken bilang, gila lu, habis ratusan juta tapi nggak ada hasil,” kenang Andrew.

Tak hanya itu, KasKus juga nyaris ditutup pemerintah karena dianggap sebagai situs porno. “Papa Ken sempat marah ke kami karena dikira buka situs porno,” kata Andrew, lagi.

Di terpaan berbagai kesulitan itu, Andrew dan Ken tak memiliki dana lagi untuk promosi. Namun, mereka tak patah arang. Sambil terus berbenah, Andrew dan Ken memutar otak untuk bangkit. Akhirnya, mereka menemukan cara yang kreatif ketika melihat ada ada anggota dari kalangan selebritis. Andrew kemudian mencetak baju bertuliskan KasKus dan meminta bantuan artis untuk memakainya. “Kami foto lalu masukkan ke situs komunitas ini,” ujar Andrew.

Hasilnya, KasKus makin dikenal. Anggotanya terus berkembang dan pemasangan iklannya juga terus bertambah. Pertengahan 2008, member KasKus mancepai 360.000-an, dan 17 Agustus 2008 menggaet hingga 1,2 juta member sampai akhir tahun 2008. Bahkan, per 21 Januari 2011, mencapai 2,501 juta member.

Konten yang ditawarkan KasKus pun kian bervariasi. Termasuk konten Jual Beli dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam forum jual beli (FJB). “Transaksinya per bulan mencapai Rp203 miliar dari 20 jenis barang teratas yang paling diminati, belum termasuk jenis barang lainnya,” kata Andrew.

Andrew pun membuka rahasia jenis barang yang paling banyak dicari di internet, seperti kendaraan roda empat dan dua, barang elektronik, pakaian, kebutuhan rumah tangga, aksesoris dan beragam kebutuhan perempuan, anak-anak dan lainnya.

Karena terus tumbuh, pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir. Kata Andrew, awalnya pemasang iklan sulit didapat karena banyak perusahaan yang tidak mengenal Kaskus.

Berkat usaha keras dan upaya mengenalkan Kaskus ke publik secara terus menerus, perusahaan-perusahaan pemasang iklan meningkat dan banyak yang masuk daftar tunggu. Penghasilan iklan per bulannya pun sudah hitungan puluhan miliar rupiah.

Walau sudah untung, Andrew menolak perusahaannya akan menomorsatukan iklan. Apalagi, kepercayaan jutaan orang terhadap KasKus sebagai forum komunitas paling nyaman dan bebas bersuara, Andrew ingin kaskuser terus menikmati kenyamanan.

Kepercayaan jutaan kaskuser itu pula yang membuat Andrew optimistis, perkembangan Kaskus akan semakin cemerlang. Apalagi pemerintah telah berkomitmen untuk terus meringankan biaya internet dan memasyarakatkan internet hingga daerah-daerah terpencil sekalipun. Ini tentu bersumbangsih besar bagi pertumbuhan skala bisnis dan layanan KasKus. KasKus melihat peluang bisnis internet jauh lebih merangsang dibanding saat pertamakali dibayangkannya.

SUMBER

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI | Mengukur Kompetensi SDM Teknologi Informasi



Pada dasarnya penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan untuk kategori baik atau rata-rata (BKN, 2003:10). Misalnya dalam kepentingan manajemen SDM dapat dijadikan dasar bagi proses seleksi, suksesi perencanaan, evaluasi kinerja dan pengembangan sumber daya manusia.

Adapun yang dimaksud dengan standar kompetensi menurut Suprapto (BKN, 2003:7) adalah spesifikasi atau sesuatu yang dibakukan, memuat persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan melakukan pekerjaan tertentu agar yang bersangkutan mempunyai kemampuan melaksanakan pekerjaan dengan hasil baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Muins (2000:40) bahwa ”Standar kompetensi merupakan ukuran untuk memahami dan berkomunikasi dengan berbagai kultur dan erat kaitannya dengan profesionalisme”. Standar kompetensi digunakan sebagai pembanding untuk mengukur kompetensi yang dimiliki seseorang.

Menurut Prayitno (BKN, 2003:11), standar kompetensi mencakup tiga hal, yaitu KSA :
  • Pengetahuan ( Knowledge ), yaitu fakta dan angka dibalik aspek teknis;
  • Keterampilan ( Skills ), yaitu kemampuan untuk menunjukan tugas pada tingkat criteria yang dapat diterima secara terus menerus dengan kegiatan yang paling sedikit;
  • Sikap ( Attitude ), yaitu yang ditunjukan kepada pelanggan dan orang lain bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan kerjanya.

Sedangkan menurut Maarif (2003:16), penetapan standar kompetensi dapat diprioritaskan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik yang bersifat hard competencies maupun soft competencies. Soft/generic competencies meliputi enam kelompok kompetensi, yaitu:

  • Kemampuan merencanakan dan mengimplementasikan (motivasi untuk berprestasi, perhatian terhadap kejelasan tugas, ketelitian dan kualitas kerja, proaktif dan kemampuan mencari dan menggunakan informasi).
  • Kemampuan melayani (empati, berorientasi pada pelanggan).
  • Kemampuan memimpin (kemampuan mengembangkan orang lain, kemampuan mengarahkan kerjasama kelompok, kemampuan memimpin kelompok).
  • Kemampuan berpikir (berpikir analisis, berpikir konseptual, keahlian teknis/profesional/manajerial).
  • Kemampuan bersikap dewasa (kemampuan mengendalikan diri, flesibilitas, komitmen terhadap organisasi).

Suprapto (BKN, 2003:3) berpendapat bahwa standar kompetensi minimal mengandung empat komponen kelompok pokok, yaitu: (1). Knowledge; (2). Skills; (3). Attitude; dan (4). Kemampuan untuk mengembangkan Knowledge, skills pada orang lain.

Sedangkan Spenser dan spenser (Nurianna, 2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama pembentuk kompetensi, yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang, ketrampulan dan perilaku individu, yang mana ketiga komponen tersebut dipengaruhi oleh konsep diri, sifat bawaan diri (trait) dan motif.

Menurut Lembaga administrasi Negara (2004:14) mengemukakan bahwa, cakupan kompetensi meliputi lima kemampuan, yaitu kemampuan teknik, kemampuan manajerial, kemampuan komunikasi, kemampuan strategis dan kemampuan etika.

Standar kompetensi biasanya juga dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pelatihan maupun lembaga-lembaga pemerintah. Misalnya di Australia, Australian National Authority (ANTA) dan National Training Information Service (NTIS), mengeluarkan standar kompetensi untuk masyarakat umum sesuai dengan kelompok penggunanya. Dan sebetulnya di Indonesia sendiriUnit Standar Kompetensi telah ditetapkan secara nasional oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), berdasarkan standar kompetensi yang berlaku dengan pengembangan pelaksanaannya. Secara spesifik untuk kompetensi khusus (profesi) tertentu ditangani oleh LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) yang berada di bawah naungan BNSP, misalnya untuk profesi bidang Teknologi Informasi ditangani oleh LSP Telematika dan sebagainya utnuk profesi lain.

Pada dasarnya tujuan dilakukan pengukuran SDM teknologi informasi adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan SDM menangani bidang tersebut. Tentunya dalam melakukan pengukuran diperlukan indikator yang tepat dan relevan untuk mewakili objek yang akan diukur.

Kompetensi SDM TI berkaitan erat dengan inovasi teknologi. Beberapa pakar penelitian pengukuran inovasi teknologi telah menerapkan beberapa indikator untuk mengukur sistem inovasi teknologi. Beberapa indikator yang telah digunakan yaitu kemampuan daya saing SDM; kemampuan transfer pengetahuan; serta tingkat aktivitas teknologi yang dapat dilakukan. Sehingga indikator tersebut juga dapat ditetapkan untuk pengukuran kompetensi SDM TI.

Indikator pengukuran kompetensi SDM TI juga dapat dijabarkan dari identifikasikan jenis kompetensinya sebagaimana yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (PPAUME ITB) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam bentuk Standar Sertifikasi Teknologi Informasi Bidang Internet bagi SDM di bidang TI untuk mampu berinovasi di bidangnya.

Standar sertifikasi ini hamper mirip dengan standar yang dikeluarkan oleh Australian National Training Authority (ANTA), “Information Technology Training Package ICA99 (paket pelatihan TI ICA99)”. Kompetensi ini dapat dijadikan indikator pula untuk mengukur Kompetensi SDM TI. Indikator dijabarkan dengan melihat jenis pekerjaan di bidang TI dan menjabarkan indikator kompetensi dasar yang harus dimiliki serta indikator kompetensi khusus masing-masing jenis pekerjaan tersebut.

Berikut ini Jenis-jenis pekerjaan bidang TI menurut PPAUME ITB dan APJII yang mengacu pada ANTA, yaitu; Web Developer/Programmer (pengembang web/pembuat program), Web Designer (desainer web), Database Administrator (pengelola basis data), System Administrator (pengelola sistem), Network Administrator (pengelola jaringan), Help Desk (operator)dan Technical Support (dukungan teknis).

Kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki oleh semua kategori lapangan pekerjaan tersebut yaitu Kemampuan mengoperasikan perangkat keras; Mengakses Internet. Sedangkan kompetensi khusus masing-masing pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Web Developer/Programmer (pengembang web dan pembuat program)
Kompetensi yang harus dimiliki yaitu Membuat halaman web dengan multimedia dan The Common Gateway Interface (CGI) programming (pembuat program antar muka).

b. Web Designer (desain web)
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang web designer yaitu Kemampuan menangkap digital image; Membuat halaman web dengan multimedia;

c. Database Administrator (pengelola basis data)
Kompetensi yang harus dimiliki yaitu Monitoring dan administrator sebuah database; sistem Administrator; Menghubungkan perangkat keras; Melakukan instalasi Microsoft Windows; Melakukan instalasi Linux; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server; Memahami Routing

d. Network Administrator (pengelola jaringan)
Kompetensi yang harus dimiliki yaitu Menghubungkan perangkat keras; Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network; Administer perangkat network; Memahami Routing; Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya; Mengelola network security dan Monitor; dan administer network security.

e. Help Desk (operator)
Kompetensi yang harus dimiliki yaitu Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.

f. Technical Support (dukungan teknis)
Kemampuan yang harus dimiliki yaitu Menghubungkan perangkat keras; Melakukan instalasi Microsoft Windows; Melakukan instalasi Linux; Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya, Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer,telnet, ftp, IRC; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.



Sumber

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management