Sekarang di lihat dari zaman-kezaman rasa cinta tanah air di kalangan masyarakat indonesia sangatlah menurun, tidak hanya dari anak,remaja dan dewasa, sekarang rasa cinta tanah air pada negara kita sangatlah jauh berbeda dengan orang-orang dahulu, bayangkan saja orang dahulu rela berkorban nyawa hanya untuk kemerdekaan bangsa ini. Zaman dahulu kemerdekaan untuk bangsa adalah harga mati, karena mereka ingin bebas hidup makmur dari penjajahan, tapi zaman sekarang masyarakat pada umumnya telah menganggap bahwa itu adalah zaman dahulu, zaman sekarang ya sekarang berbeda dengan zaman dahulu ,itu pola pemikiran yang sangat salah.
Dalam menumbuhkan patriotisme pada anak2, intinya kita harus selalu menginformasikan hal-hal mengenai nasionalisme kepada mereka, serta menjelaskan arti pentingnya hari-hari besar nasional serta event-event nasional lainnya. Bisa dengan hal-hal simpel seperti menonton berita bersama, bantulah mereka untuk mengerti tidak hanya tentang fakta mengenai pemerintahan kita, namun tentang arti demokrasi sebenarnya. & Anda sebaiknya memberikan pandangan Anda sendiri mengenai event-event atau hari kebesaran nasional yangg terjadi, diskusikan kepadanya bahwa orang lain pun dapat memiliki pandangan pandangan yg berbeda.
Berikut ini Beberapa Penyebab Memudarnya
Nasionalisme & Patriotisme
” Faktor Internal “
Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan , sehingga membuat masyarakat kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus2 korupsi, penggelapan uang Negara, & penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
Sikap keluarga & lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme & patriotisme, sehingga para anak meniru sikap tersebut. Para anak merupakan peniru yg baik terhadap lingkungan sekitarnya.
Demokratisasi yang melewati batas etika & sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan anak & hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois & emosional.
Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat anak lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
” Faktor Eksternal “
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba & minum2 keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia. Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Anak cenderung meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar & sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
Upaya Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air di Sekolah
- Melaksanakan Upacara Bendera
Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar rasa terhadap cinta tanah air tertananam di hatinya & dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa & negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin yang di lakukuan di sekolah dengan menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh bangga, & mengucapkan Pancasila dengan semangat. Kegiatan seperi ini bisa diarahkan pada 5 aspek perkembangan sikap perilaku maupun kemampuan dasar. Pada aspek sikap perilaku, melalui cerita bisa menghargai & mencintai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai Bendera Merah Putih dengan merawat & menyimpan dengan baik, menghormati bendera ketika dikibarkan. - Melatih Siswa Untuk Aktif Dalam Berorganisasi
Kegiatan anak di luar belajar formal juga melatih inisiatif. Anak yang melibatkan dirinya dalam organisasi, akan berusaha menjadi pribadi yang berguna. Inilah sebabnya, anak menjadi pribadi yang berinisiatif tinggi karena ia merasa diperlukan oleh organisasinya. Anak yang berorganisasi juga cenderung lebih obyektif dalam menilai sesuatu. Ia terbiasa dengan perbedaan & lebih mudah menerimanya. Anak juga lebih mudah menerima konflik yang biasa terjadi dalam organisasi. - Melalui Acara Memperingati Hari Besar Nasional
Kegiatan lain adalah memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara sederhana dengan menunjukkan miniatur candi & menceritakannya, gambar rumah & pakaian adat, mengenakan pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat, mengenal para pahlawan melalui bercerita atau bermain peran. Bisa juga diintegrasikan dalam tema lain melalui pembiasaan sikap & perilaku, misalnya menjaga kebersihan & kelestarian lingkungan, menyayangi sesama penganut agama, menyanyangi sesama & makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa & menghormati orang lain. Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwujudan rasa cinta tanah air. - Melalui Lagu-Lagu Nasional
Yang tidak kalah menariknya adalah menanamkan rasa cinta tanah air melalui lagu. Dengan menyanyi apalagi jika diiringi dengan musik, anak akan merasa senang, gembira, serta lebih mudah hafal & memahami pesan yang akan disampaikan guru. Jika lagu wajib nasional dianggap masih terlalu sulit untuk anak, maka guru bisa menciptakan lagu sendiri yang sesuai untuk anak usia dini. Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya di sekolah termasuk dalam menciptakan lagu. Lagu untuk anak usia dini biasanya dengan kalimat yang sederhana, mudah diucapkan, mudah dipahami & dihafalkan. Lagu sebaiknya yang bernada riang gembira, karena hal ini akan merangsang perkembangan otak anak, anak terbiasa untuk selalu riang dalam bekerja, cepat dalam menghadapi & memutuskan masalah, tidak cepat putus asa. - Memberikan Pendidikan Moral
Membentuk moral anak bisa dilakukan lewat story telling (dongeng). Kegiatan membaca dongeng & berdiskusi antara guru & anak, ini dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Anak tentu saja menjadi anugerah terindah bagi setiap orangtua. Namun, ketika sang buah hati beranjak remaja atau dewasa, bisa jadi anak yg telah dibesarkan & dididik sebaik mungkin, menjadi anak yang tidak mengerti nilai-nilai moral dlm kehidupan.